Materi Preposisi (Bag. V)

Tibalah pada bagian terakhir pembahasan materi preposisi. Pada materi preposisi sebelumnya, telah dijelaskan empat dari delapan preposisi penanda hubungan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pada materi kali ini, akan dijelaskan empat yang tersisa.


5) Penanda Hubungan Pelaku

 

Preposisi yang berupa penanda hubungan pelaku dalam bahasa

Indonesia adalah sebagai berikut.

 

Oleh.         Contoh: Seminar itu akan dibuka oleh Menteri Dalam Negeri.

 

 

 

6) Penanda Hubungan Waktu

 

Preposisi yang berupa penanda hubungan waktu dalam bahasa

Indonesia adalah sebagai berikut.

 

Pada.         Contoh: Hendro datang pada malam hari.

 

Hingga.     Contoh: Hingga kemarin masalah itu belum ada pemecahannya.

 

Sampai.     Contoh: Sampai sekarang saya belum mendapat kabar dari

beliau.

 

Sejak.        Contoh: Sejak minggu lalu dia berada di rumah.

 

Semenjak.  Contoh: Semenjak kemarin Mutia menunggu neneknya.

 

Menjelang. Contoh: Menjelang kedatangannya, kami mempersiapkan

upacara penyambutan.

 

Dari.          Contoh: Dari pagi beliau tidak keluar dari ruangannya.

 

 

 

 

7) Penanda Hubungan Ihwal (Peristiwa)

 

Preposisi yang berupa penanda hubungan ihwal (peristiwa) dalam

bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

Tentang.    Contoh: Tentang kebaikan orang itu sudah diketahui oleh

warga desa.

 

Mengenai. Contoh: Pak Mohtar senang bercerita mengenai sejarah

kejayaan Majapahit.

 

 

 

8) Penanda Hubungan Asal (Bahan)

Preposisi yang berupa penanda hubungan asal (bahan) dalam bahasa

Indonesia adalah sebagai berikut.

 

Dari.          Contoh:     Kursi ini dibuat dari kayu jati.

 

Frasa preposisional dalam bahasa Indonesia pada umumnya berfungsi sebagai keterangan atau adverbial dalam kalimat, seperti pada “Kami tinggal di Jalan Damai”, “Mereka sudah berangkat ke sekolah”, dan “Uangnya ditabung di bank”. Verba predikat yang mengandung makna gerakan, seperti pergi, datang, dan berangkat, umumnya dapat diikuti oleh keterangan berupa frasa preposisional yang intinya adalah preposisi “ke” atau “dari” yang mengandung makna arah.

Karena persamaan ciri makna itu, kalimat berpredikat frasa preposisional dan yang

berpredikat verba cenderung mempunyai perilaku sintaktis yang sama dan

persamaan makna jika konteks ujarannya jelas.

Contoh:

1. Wati ke Bandung.

a. Wati akan/sudah/belum/tidak ke Bandung.

b. Wati (pergi/berangkat/pulang) ke Bandung.

c. Wati akan/sudah/belum/tidak (pergi/berangkat/pulang) ke

Bandung.

2. Ruli di Bandung sekarang.

a. Ruli akan/sudah/belum/tidak di Bandung sekarang.

b. Ruli akan/sudah/belum/tidak (ber)ada di Bandung sekarang.

3.               Jalannya seperti robot.

a. Jalannya akan/sudah/belum/tidak seperti robot.

b. Jalannya akan/sudah/belum/tidak sama dengan/menyerupai

robot.

4. Dani dari Medan.

a. Dani akan/sudah/belum/tidak dari Medan.

b. Dani akan/sudah/belum/tidak pergi/berangkat/pulang

dari Medan.

5. Pemuda itu dari Flores.

a. Pemuda itu bukan (berasal) dari Flores.

Kalimat 1a dan 1b) mengisyaratkan bahwa preposisi ke yang

mengandung ciri makna gerakan dan verba yang mengandung ciri makna

'gerakan', seperti pergi, berangkat, dan pulang, mempunyai perilaku sintaktis

yang sama. Kalimat yang berpredikat frasa preposisional ke Bandung dan yang

berpredikat verba yang mengandung ciri makna gerakan itu juga mempunyai

persamaan jika konteks ujarannya jelas. Contoh 2a memperlihatkan

bahwa frasa preposisional di Bandung yang mengandung ciri makna 'tempat'

mempunyai perilaku yang sama dengan verba (ber)ada. Kalimat berpredikat

frasa preposisional di Bandung dan yang berpredikat (ber)ada di Bandung

bermakna sama. Contoh 3 memperlihatkan bahwa kalimat berpredikat

frasa preposisional seperti robot, yang mengandung ciri makna 'serupa' atau

'mirip', mempunyai perilaku sintaktis yang sama dengan kalimat berpredikat

adjektiva sama (dengan) robot atau verba menyerupai robot.

Contoh 4 memperlihatkan penggunaan preposisi dari yang diikuti

nomina tempat, dari Medan, sebagai predikat kalimat. Kejanggalan kalimat

4a dan 4b  mengisyaratkan bahwa dari dengan ciri makna 'asal tindakan' atau

'gerakan' perlu disertai verba dalam pemakaiannya sebagai predikat. Jika

tidak disertai verba, dari akan ditafsirkan asal tempat tinggal atau bahan

seperti tecermin pada (37b).

Frasa preposisi yang telah bergabung dengan nomina tempat dapat

menjadi predikat kalimat, seperti untuk, bagi, tentang, atau mengenai +

nomina tempat mempunyai perilaku sintaktis seperti nomina.

Contoh:

1. Buku ini untuk hadiah ulang tahunmu.

b. Buku ini bukan untuk hadiah ulang tahunmu.

c. Makalahnya tentang kebudayaan daerah.

d. Makalahnya bukan tentang kebudayaan daerah.

Keberagaman perilaku sintaktis frasa preposisional yang menjadi

predikat itu dapat dimengerti karena preposisi dalam bahasa Indonesia ada

yang berasal dari nomina, verba, adjektiva, atau kelas kata lain.



*tamat*


Seluruh materi ini dikutip dari buku "Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia" edisi IV yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas Menulis Puisi, Ajang Refleksi Imajinasi dan Kreativitas

Content Creator Bangga Berliterasi: Wujudkan Asa dan Peluang Berkarya

Info Kompetisi Narasi Disabilitas Dalam Rangka HDI dan Hari HAM Internasional 2024