Content Creator Bangga Berliterasi: Wujudkan Asa dan Peluang Berkarya
Penulis: Admin Lintas
Zoom--Komunitas Lintas (Literasi Tanpa Batas) telah sukses menyelenggarakan gelar wicara bertajuk
"Content Creator Bangga Berliterasi" pada minggu, 7 Juli 2024. Kegiatan ini berlangsung via daring dari pukul 19.00 WIB sampai 21.00 WIB). Kali ini bintang tamu yang diundang adalah Blindman Jack atau akrab disapa Bang Jack, seorang komika ulung sekaligus content creator disabilitas netra yang sudah tak diragukan lagi kemampuan dan pengalamannya. Kehadiran seorang content creator disabilitas untuk berbagi kiat dan pengalaman diharapkan mampu menginspirasi para peserta yang juga memiliki minat di bidang yang sama.
Kegiatan ini dihadiri peserta dengan beragam disabilitas, diantaranya disabilitas fisik, disabilitas netra, dan disabilitas tuli. Untuk memfasilitasi peserta dari kalangan Teman Tuli, Komunitas Lintas menghadirkan juru bahasa isyarat (JBI).
Dalam sambutannya, Iin Saputri selaku ketua Lintas menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan gelar wicara ini. Secara khusus dia menghaturkan apresiasi setinggi-tingginya kepada para JBI yang telah berkenan mendukung kegiatan ini tanpa pamrih.
"Ini merupakan tonggak sejarah buat kami karena untuk pertama kalinya kami dibantu JBI sehingga Teman-Teman Tuli juga bisa menikmati acara dengan nyaman."
Selama kurang lebih dua jam, Bang Jack menuturkan suka-duka menjalani profesi content creator dalam 10 tahun terakhir. Dipandu oleh Rino Jefriansyah selaku presenter, beragam seluk-beluk dunia content creator dibahas dengan santai tapi tetap informatif. Canda tawa yang mewarnai diskusi menjadikannya terasa segar dan renyah.
"Gue gak menutupi kalau gue itu 'banci tampil' aja. Dari dulu gue memang suka ngelucu," ujar Bang Jack. “Dulu ada satu teman gue, orang Prancis, dia suka banget dengan jokes gue. Kalau gue nge-jokes, dia, tuh, bisa sampai ngakak sambil guling-guling," lanjutnya. "Dia sering nyumpah-nyumpah, 'got dead in blindman!' Nah, gue pikir, kenapa gak gue pake aja [julukan blindman] itu." Demikian tutur Bang Jack menjawab pertanyaan tentang asal usul nama panggungnya.
Bang jack menjelaskan, dia mulai berkarier di dunia content creator pada 2014. Video stand up comedy pertamanya diunggah pada 18 Agustus 2014.
"Saat proses merekam, kadang dibantu sama orang nondisabilitas dan kadang mandiri. Tergantung kebutuhan dan jenis konten," jelasnya, "Kalau yang diinginkan rekaman natural, sebisa mungkin bagus dan hasilnya dalam kondisi yang minim editing," imbuhnya.
Bang Jack juga memberikan trik bagaimana mendapatkan penonton dan tetap disiplin membuat konten secara rutin. Tak lupa, ia juga mengimbau para content creator untuk menguasai literasi digital, terutama istilah-istilah teknologi. Dia mencontohkan sejumlah istilah seperti bumper-in, bumper-out, dan rolling video.
"Literasi digital itu penting banget. Sejenggo-jenggonya kita bikin konten, kita tetap butuh referensi. Terutama buat Teman-Teman yang gak bisa ngelihat, carilah orang-orang yang mau mendeskripsikan channel-channel Youtube yang lagi nge-trend sekarang itu kayak apa, bisa dari segi visual, bisa dari segi isi atau informasinya."
"Jangan mengotakkan bahwa penonton kita itu semuanya tunanetra juga," sambung Bang Jack, "karena kalau gitu, kita akan lupa dengan visual, lupa dengan estetis dan sebagainya."
Menurutnya, tidak jadi masalah untuk membuat konten yang tidak berfokus pada sisi visual, tetapi harus mampu memberikan informasi secara konprehensif meski hanya menyajikan audio sebagai media utama.
Usai kegiatan, beberapa peserta memberikan testimoni. Selain ucapan selamat dan segudang pujian, tentu ada pula yang memberi kritik dan saran, juga harapan untuk kegiatan serupa berikutnya.
"Untuk acaranya sangat bagus, dan alhamdulilah saya sendiri mengikuti sampai ahir. Dan kita mendapatkan ilmu baru dan mengalaman baru yang bisa diterapkan.
Saya berharap kedepannya semakin banyak seminar yang temanya sama dengan yang semalam dilaksanakan. Catatan, kalo bisa untuk pelaksanaanya dirutinkan, dan kalo bisa ada grub untuk saling sharing kususnya tema yang dibahas semalam," ungkap Dika Ahmad, peserta asal Lampung.
Senada dengan Dika , Maulana Nur Arifin juga menyatakan, "wah acara semalam sangat seru sekali dan banyak pelajaran yang bisa diambil. semoga ke depannya acara ini bisa diadakan kembali."
Lain lagi dengan Nensi Nursastra. Ia mengharapkan agar kegiatan-kegiatan selanjutnya lebih mengarah ke hal-hal teknis. " Di pertemuan ini, kan, kita lebih ke mendapat ilmu dan sharing motivasi dari narsumnya tentang bagaimana jatuh-bangunnya membuat konten. Nah, harapan saya, ke depannya, mungkin narsum selanjutnya bisa memberikan arahan secara teknis yang juga disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan peserta. Misalnya kalau [pesertanya] tunanetra, mungkin bisa diajarkan bagaimana editing video, karena banyak tunanetra yang sudah pada canggih sekarang." Ia juga menyarankan agar pada pertemuan selanjutnya, sesi tanya-jawab bisa lebih dirapikan, misalnya dengan membagi termin pertanyaan.
Ada juga testimoni dari Abimanyu Kurnia Ramadha asal Bekasi, seorang penyintas cerebral palsy. "Webinarnya seru banget. Gak kaku gitu. Sensasinya beda dari beragam webinar yang pernah saya ikuti sebelumnya. Saat sesi tanya jawab kayaknya moderator lupa menyebutkan nama penanya, sehingga saya (yang ikutan angkat tangan) gak tau siapa yang dipersilahkan bertanya. Akhirnya saya gak jadi nanya karena udah keduluan orang lain. Semoga jadi bahan evaluasi kedepannya," terangnya.
Dari sejumlah testimoni di atas, jelas bahwa kegiatan gelar wicara ini tidak lepas dari kekurangan, baik dari sisi teknis maupun nonteknis. Namun, adanya kritik dan saran tentu akan sangat membantu proses evaluasi agar ke depannya ragam agenda literasi yang dilaksanakan Lintas dapat lebih apik terselenggara.
secara umum seluruh personel Lintas merasa lega. Agenda gelar wicara yang telah direncanakan sebulan sebelumnya ini mampu menghadirkan peserta di dalam nuansa forum dua arah yang hidup dan menyenangkan. Harapannya, acara-acara serupa dapat rutin dilestarikan dan makin banyak orang yang terpantik untuk berpartisipasi sehingga sumbangsih terhadap dunia literasi tanah air dapat terealisasi. Terakhir, rasa bangga pun tidak ketinggalan memenuhi benak para personel. Sebab, lagi-lagi rekor peserta kegiatan terpecahkan. Jika pada kegiatan sebelumnya jumlah peserta mencapai 60-an, kali ini mencapai nyaris 100.
Komentar
Posting Komentar