Makanan Favorit dan Mentalitasmu
Apa makanan terfavoritmu? Adakah kisah khusus yang tebersit di benakmu saat mendengar nama sebuah olahan makanan atau minuman? Pada momentum Hari Pangan Sedunia beberapa hari lalu, tepatnya Rabu 16 Oktober 2024, beberapa personel Lintas menyempatkan diri bercerita tentang makanan/minuman kesukaan mereka.
Kuliner adalah bahan utama
pembangkit energi manusia. Itu artinya, kesehatan manusia sedikit/banyak
bergantung pada keterpenuhan kebutuhan akan makanan dan minuman. Apa yang
dikonsumsi menentukan baik/buruknya level kesehatan manusia.
Selama ini biasanya kita
disarankan atau dilarang untuk mengonsumsi makanan atau minuman tertentu demi
mencegah atau bahkan menyembuhkan sebuah penyakit. Maka wajar apabila konten
seputar makanan dan minuman sehat tidak jarang menjadi viral karena memang
dicari begitu banyak orang. Artikel atau konten video yang berjudul “Tujuh
Manfaat Kulit Jeruk untuk Kesehatan”, atau “Hindari Lima Minuman Ini agar
Terbebas dari Diabetes”, dll. Misalnya, sering menarik minat banyak orang untuk
membaca atau menonton.
Yang lebih menarik, ternyata
kuliner tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik. Makanan dan minuman pun bisa
berpengaruh pada kesehatan mental/emosional seseorang. Itu tidak bisa dibantah.
Sudah ratusan studi yang mengungkapkannya dan banyak orang mengakuinya,
termasuk beberapa Sobat Lintas yang sempat ditanya soal makanan dan minuman
favorit mereka.
Sebut saja Akbar.
Menurutnya, sejumlah kuliner tertentu memiliki makna lebih mendalam daripada
sekadar pemadam kelaparan dan pemuas hasrat sistem pencernaan.
“Makanan dan minuman terfavorit saya itu usus
ayam krispi, nasi goreng pedas, telur dadar isi sayur, kopi, teh, dan jus. Teh
dan jus yang dikawal usus ayam krispi mengingatkan saya pada kehangatan
keluarga yang seluruhnya berkumpul di waktu malam. Saya bersyukur karena sempat
merasakannya beberapa kali biarpun jarang. Selain itu, Kopi, telur dadar, dan
nasi goreng, wajib jadi menu santap malam saya saat di luar rumah. Kopi, secara
khusus, memiliki azimat misterius guna menerbangkan angan-angan saya pada hangatnya
candaan dan panasnya diskusi bersama kawan saat malam menjelang di warung kopi
tak jauh dari kos-kosan, sebuah tempat saya singgah barang semalam lepas
kegiatan. Apalagi untuk sekarang, kopi menjadi kenikmatan tersendiri apabila
ditemani isapan sebatang rokok, baik filter maupun kretek.”
Beda lagi dengan Iin
Saputri. Pendiri Komunitas Lintas ini mengakui minuman berbahan cokelat
sangat mudah membangkitkan semangatnya.
“Makanan/minuman terfavorit saya Nasi goreng,
sayur asem, cokelat panas/dingin. Pada dasarnya, saya memang penggemar berat
olahan cokelat. Minuman cokelat panas atau dingin sangat berkhasiat
meningkatkan mood saya, apalagi kalau dinikmati saat hujan dan ditemani alunan
musik swing jazz yang lembut. Seringkali ketika sedang malas, stres, atau
lelah, padahal ada tugas yang perlu segera diselesaikan, minuman cokelat
menjadi pembangkit-semangat-tenaga-cair.”
Ada pula pengalaman unik seputar
nasi goreng yang dikisahkan oleh Lina.
“Bakso, bak mie, nasi goreng, jus, es kelapa,
susu. Saya punya kisah unik terkait nasi goreng. Pada suatu hari, saya ingin
membeli nasi goreng. sudah sampai di warungnya, dan sudah menuju ke tempat
pemesanan,
Saya bilang pesan nasi goreng.
Penjualnya mengatakan bahwa itu bukan jualan nasi goreng. Akan tetapi jualan
bakso.
Saya pun meminta maaf kepada
penjualnya. Menjelaskan bahwa, saya adalah seorang disabilitas. Penjualnya pun
memaklumi.
Setelah itu, saya keluar dari
warung tersebut, langsung menuju ke warung sebelahnya. Dan, sudah benar itu
penjual nasi goreng. Tidak salah warung lagi.”
Tak ketinggalan, Aida
juga menuturkan kisahnya seputar kuliner favorit. Sosok yang saat ini bertugas
sebagai bendahara di Komunitas Lintas ini menuturkan alasan ia begitu
menggemari nasi goreng dan sempat malu gara-gara bakso berukuran jumbo.
“makanan favorit saya adalah bakso dan nasi
goreng, dulu ketika masih SD, hampir setiap pagi sarapan dengan nasi goreng
karena kesibukan orang tua yang harus
segera bekerja. nasi goreng juga olahan makanan pertama yang saya bisa di usia
7 tahun. untuk bakso, kurang lebih juga sama dikarenakan terlalu sering makan
bakso dan pada akhirnya jadi suka banget. pengalaman khususku terkait bakso
yaitu ketika aku makan bakso yang gede itu, lho. beratnya hampir sekilo. pada akhirnya,
aku malu karena ga bisa potong bakso raksasa itu.
Henry
dan Dela
juga sempat mengungkapkan kuliner favorit mereka. Henry lebih suka tahu bakso
dan jagung muda, sedangkan Dela amat menggemari seblak, mie ayam, bakso, jus melon, dan es.
Dari sejumlah penuturan di atas,
dapat disimpulkan bahwa apa yang dikonsumsi seseorang tidak hanya berefek
terhadap kesehatan fisik, tapi juga mental/emosionalnya. Ketika Akbar
menyeruput segelas kopi, Iin
menikmati secangkir cokelat panas, Aida
menyantap bakso, atau Lina
melahap nasi goreng, ada peristiwa-peristiwa khusus yang spontan menyeruak
memori mereka. Peristiwa-peristiwa itu bisa jadi ikut membentuk bangunan sikap
dan mentalitas mereka saat ini. Usus ayam krispi menyadarkan Akbar akan makna
kehangatan keluarga. Cokelat panas/dingin memberi Iin energi untuk bangkit dari
kemalasan tak bertepi. Nasi goreng merupakan elemen penting dalam pengolahan kemandirian
Aida. Sementara itu, nasi goreng bagi Lina akan selalu membuatnya percaya bahwa
setidaknya masih ada orang di luar sana yang bisa memahami kondisi
disabilitasnya, termasuk para pedagang pinggir jalan.
Komentar
Posting Komentar