Mampukah Esperanto Menjadi Alat Perdamaian?
Konon, yang menjadi penyebab banyaknya bahasa di dunia adalah bahwa keturunan Nabi Adam dan Hawa menyebar ke seantero bumi. Dengan penyebaran ini pula, mereka mulai mengembangkan bahasa masing-masing, sesuai dengan evolusi otak mereka . Menurut Profesor Noam Chomsky, ahli bahasa dari Massachusetts Institute of Technology , bahasa muncul sekitar 60.000 hingga 100.000 tahun yang lalu di Afrika. Sebelum bahasa ditemukan, diperkirakan manusia berkomunikasi menggunakan suara-suara yang dihasilkan oleh mulut dan melalui gerakan tubuh saja.
beragamnya bahasa manusia tak jarang mengakibatkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Tidak sedikit bentrokan bahkan kerusuhan yang timbul lantaran kesalahpahaman tersebut. Berlandaskan hal itu, dirumuskanlah sebuah bahasa yang digadang-gadang mampu menetralisir perbedaan bahasa yang ada selama ini. Bahasa itu dinamai Esperanto.
Bahasa Esperanto adalah bahasa buatan atau artifisial language yang diciptakan oleh Doktor Ludwik Lejzer Zamenhof pada 1873. Tujuan pembuatan bahasa ini adalah untuk memudahkan komunikasi antara orang-orang dari berbagai wilayah. Masa itu, diketahui bahwa suku-suku yang bermukim di daerah tempat tinggal Zamenhof, kerap bentrok lantaran perbedan bahasa. Maka timbullah gagasannya untuk menciptakan sebuah bahassa yang sederhana, netral, dan mudah dipelajari. Selain itu, kata-kata yang digunakan juga diadaptasi dari berbagai bahasa yang dikenal secara internasional, sehingga dapat digunakan semua orang dari berbagai latar belakang.
Nama "Esperanto" adalah nama samaran yang digunakan oleh Zamenhof ketika menerbitkan buku berisi tata bahasa Esperanto berjudul Anua Libro pada tahun 1887. Kata "Esperanto sendiri bermakna orang yang berharap. Zamenhof memang berharap agar Esperanto bisa menjadi bahasa dunia tanpa batas kenegaraan dan kebangsaan.
Bahasa Esperanto memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari bahasa-bahasa lain.
1. Konstruksi Sederhana
Bahasa Esperanto didesain dengan konstruksi yang sederhana dan logis. Ini membuatnya mudah dipelajari dan digunakan oleh orang-orang dari berbagai latar belakang.
2. Konsistensi
Esperanto memiliki aturan tata bahasa yang konsisten. Setiap kata memiliki bentuk dasar yang mudah diingat. Perubahan bentuk kata hanya terjadi pada akhiran.
3. Fleksibilitas
Bahasa ini memungkinkan pembicara untuk menggabungkan akar kata dengan berbagai akhiran untuk membentuk kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Ini memberikan fleksibilitas dalam ekspresi.
4. Internasionalitas
Bahasa Esperanto dirancang untuk menjadi bahasa internasional yang netral. Ini tidak terkait dengan budaya atau negara tertentu, sehingga dapat digunakan secara merata oleh semua orang.
5. Kekayaan Kosakata
Meskipun Esperanto memiliki akar kata yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa, ia juga memiliki kosakata yang unik dan kaya. Ini mencakup kata-kata yang tidak ditemukan dalam bahasa-bahasa lain.
6. Netralitas Gender
Esperanto menghindari perbedaan gender dalam kata benda dan kata sifat. Ini memudahkan komunikasi tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Berikut beberapa contoh diksi dalam bahasa Esperanto:
1. "Dankon", artinya terima kasih.
2. "pardoni", artinya maaf.
3. "helpo", artinya tolong.
Rupanya,Esperanto bukanlah satu-satunya bahasa buatan di dunia. Terdapat beberapa bahasa buatan lainnya yang memiliki tujuan dan ciri-ciri yang berbeda. Berikut beberapa contoh bahasa buatan.
1. Bahasa Loglan
Bahasa ini dirancang pada tahun 1955 oleh James Cooke Brown dengan tujuan untuk memperbaiki bahasa Inggris dan membuatnya lebih logis.
2. Ido
Ido adalah bahasa buatan yang diciptakan pada tahun 1907. Ido merupakan modifikasi dari Esperanto, dengan tujuan mengatasi beberapa kekurangan dalam Esperanto. Meskipun tidak sepopuler Esperanto, Ido masih memiliki penutur dan penggemar hingga saat ini.
3. Bahasa-bahasa Artistik (Artlangs)
Bahasa-bahasa ini diciptakan dengan lebih memperhatikan unsur estetika. Contohnya adalah bahasa Elvish yang digunakan dalam karya-karya J.R.R. Tolkien seperti "The Lord of the Rings" dan "The Hobbit".
4. GPT-4
Meskipun bukan bahasa buatan dalam arti tradisional, GPT-4 merupakan model bahasa terbesar dan tercanggih yang tersedia untuk publik. Dikembangkan oleh OpenAI, GPT-4 menggunakan teknologi *deep learning* dan telah menjadi otak utama dalam banyak aplikasi kecerdasan buatan. Apakah
Esperanto mampu memenuhi harapan penciptanya? Pada akhirnya, itu kembali ke tiap individu. Sesederhana atau senetral apa pun suatu bahasa, jika penggunanya memang enggan untuk berdamai, semua akan sia-sia semata. #
SalamLiterasi
Penulis: Iin Saputri
Komentar
Posting Komentar