Mencuri Ilmu Sah, Mencuri Hati Perlu
Seorang penulis
ternama Indonesia, Asma Nadia, pernah menyatakan bahwa mencuri itu sah.
Orang-orang yang ingin sukses sebagai penulis harus bisa mencuri. Jangan
tergesa merisak Mbak Asma, lo. Beliau sepenuhnya benar. Saya sendiri kerap
melakonkan kegiatan mencuri itu.
Lantas, apa yang
Mbak Asma rekomendasikan untuk dicuri oleh para penulis, khususnya pemula? Tak
lain adalah ilmu dari para penulis yang sudah sukses. Caranya? Baca buku-buku
mereka, lalu serap ilmu dari sana. Misalnya, bagaimana mereka menyajikan
tulisan sehingga membuat buku itu laris, apa hal yang membuat buku itu spesial,
dan hal-hal lain yang menjadikan tulisan itu layak terbit.
Memang kelayakan publikasi
sebuah buku bergantung pada kriteria yang ditetapkan oleh penerbit
masing-masing. Namun, kesesuaian dengan kaidah kebahasaan adalah kriteria dasar
dari semua tulisan yang dianggap layak. Ada pula penerbit yang memiliki gaya
selingkung. Pola ini biasanya sedikit berbeda dengan sistem yang berlaku secara
umum. Ini juga perlu dipertimbangkan oleh pemula ketika ingin memublikasikan tulisannya
lewat sebuah penerbit. Untuk mengetahui gaya selingkung sebuah penerbit atau
media, tidak ada cara lain kecuali sering-sering membaca publikasi mereka.
Kembali ke soal
mencuri, ada hal lain yang perlu juga kita curi sebagai penulis. Apa lagi kalau
bukan hati pembaca? Untuk itu, kita perlu berupaya semaksimal mungkin
meningkatkan kualitas tulisan. Pembaca berhak menerima yang terbaik dari
penulis. Jangan sampai pengorbanan mereka membeli buku kita berakhir sia-sia
karena isinya mengecewakan.
Kalau kamu merasa
membaca saja belum cukup untuk menyerap ilmu, tambahkan dengan mengikuti
kelas-kelas kepenulisan. Kamu juga bisa aktif berpartisipasi dalam webinar dan
lokakarya kepenulisan atau bincang naskah bersama penulis-penulis yang sudah
lebih dulu mapan. Pokoknya, tingkatkan terus literasimu, tambah amunisimu, perkuat
fondasimu, kembangkan daya ciptamu, lalu luncurkan karya-karyamu.
#SalamLiterasi
#Lintas
#LiterasiTanpaBatas
Penulis: Iin Saputri
Komentar
Posting Komentar