Drama Radio, Bukti Sejarah tentang Sejarah
Para Pelintas, tahukah bahwa 14 Desember diperingati sebagai Hari Sejarah Nasional? Menurut yang saya baca di internet, penetapan 14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional lantaran pada tanggal yang sama tahun 1958 telah dilaksanakan seminar sejarah pertama di Indonesia.
Berbicara soal sejarah nasional, para Pelintas tentu pernah belajar mata pelajaran Sejarah, kan? Kita diberi tahu tentang zaman penjajahan, zaman kemerdekaan, bahkan zaman prasejarah.
Sejujurnya saya lebih tertarik mempelajari sejarah kerajaan-kerajaan nusantara ketimbang kisah-kisah lain seperti perang kemerdekaan, orde lama dan baru, serta prasejarah. Itu mungkin juga lantaran hobi saya mendengarkan drama radio era 90-an. Waktu itu saya adalah pendengar radio akut, terutama pemutaran drama radio. Saya ingat ada Tutur Tinular, Saur Sepuh, Babad Tanah Leluhur, Api di Bukit Menoreh, Mahkota Mayangkara, bahkan Mahabarata (kisah epos asal India yang juga sering ditampilkan dalam pewayangan).
Drama-drama di atas adalah kisah berlatar belakang sejarah kerajaan-kerajaan nusantara. Terlepas apakah tokoh-tokohnya fiktif belaka, ada juga yang memang sesuai fakta sejarah. Misalnya Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara. Keduanya berlatar belakang runtuhnya kerajaan Singasari dan berdirinya kerajaan Majapahit. Kesesuaian dengan fakta yang saya maksud adalah daftar urut raja-rajanya memang sesuai dengan apa yang saya pelajari di sekolah. Lantaran menemukan kesesuaian itu, saya jadi lebih menggemari cerita-cerita kerajaan.
Hidup di era digital saat ini terkadang membuat saya mau tak mau membandingkan drama radio masa itu dengan drama zaman sekarang. Dahulu, kita harus menunggu jam-jam tertentu untuk bisa menikmati pemutaran sandiwara radio. Kini, kita bisa menyimaknya kapan dan di mana pun. Dulu, kita sering dibuat kesal ketika lagi seru-serunya, kemudian mendadak muncul iklan. Sekarang, ketika kita menyimaknya di kanal youtube, kita bisa melompati iklan sesukanya. Dahulu, mungkin karena para pemain sandiwara tidak begitu banyak, tak ayal lagi mereka menjadi artis pujaan masyarakat. Saat ini, ketika drama bisa dibuat siapa saja, bahkan orang-orang yang hanya mengandalkan obsesi menjadi populer ataupun menambah subscriber/follower, saya merasa kurangnya totalitas mereka dalam berkarya sehingga sulit menentukan satu atau beberapa pemain favorit. Bahkan menurut saya, pemain-pemain drama zaman sekarang tidak punya ciri khas dari segi suara. Dulu saya bertumbuh dengan mengakrabi suara Ferry Fadli, Elly Ermawati, Ivone Rose,
Anna Sambayon, Petrus Urspon, Asdi Suhastra, Lukman Tambose, Maria Oentoe, Asriati, dll. Suara-suara mereka berhasil membuat saya berimajinasi tentang sosok tokoh sejarah yang mereka perankan.
Misalnya, Herry Setiono yang berperan sebagai Sanggrama Wijaya (raja pertama Majapahit), Haryoko yang memerankan Kubilai Khan, dan Hari Akik sebagai Gajah Mada. Setidaknya mereka bertiga adalah sosok yang benar-benar ada di buku sejarah yang saya pelajari di sekolah.
Sampai saat ini saya bertanya-tanya apakah di Indonesia pernah ada drama serial radio yang berisi kisah berlatar belakang orde lama dan orde baru? Setidaknya zaman pergerakan partai-partai politik pada awal kemerdekaan. Jika ada Pelintas yang tahu, mohon dituliskan di kolom komentar, ya. Terima kasih sebelumnya. Keberadaan drama radio pun sesungguhnya adalah bukti sejarah tentang sejarah. Selamat Hari Sejarah Nasional 2021! Mari kita jadi pembuat sejarah!
Penulis: Iin Saputri
Komentar
Posting Komentar