Puisi Kolaboratif : Kegagalan
Instagram Kak AkbarInstagram Kak FitriInstagram Kak Pitaloka
Akbar : Menjalani sulitnya masa.
Tanpa kawan setia.
Haruskah aku berhenti begitu saja?
Haruskah aku terdiam meratapi segala?
Fitri : Ikutilah petuah orang bijak!
Berlarilah sekencang mungkin!
Bila tak mampu, berjalanlah!
Kejar mimpimu!
Ketik kejoramu!
Bila bintang telah dalam genggamanmu, jangankan kawan, orang yang tak mengenal pun akan berkerumun mengagumimu dan mengakuimu sebagai saudara!
Jangan tenggelam dalam ratapan tiada guna!
Waktu tidak menunggumu untuk berdiam diri.
Dia akan tetap melaju tak peduli kamu tetap berjalan di tempat atau melangkah tapak demi setapak.
Akbar : Benarkah demikian, Saudari?
Aku butuh kepastian.
Enggan aku merasakan bosannya kegagalan lagi.
Sungguh, kegagalan itu adalah mimpi buruk yang pekat membekas.
Fitri : Bekas bukan masalah.
Dia hanya setitik noda yang perlu kau abaikan.
Kehadirannya hanya perlu kau jadikan cemeti langkahmu.
Pitaloka : Bahkan malam pun perlahan merayap pergi.
Sementara aku, masih jua terjebak dalam ketidakberdayaan.
Teragak lelap tetapi tak kuasa.
Padahal kepenatan terang mendekap diri.
Apa akal?
Memadamkan pelita tak jua mampu membujuk kantuk.
Denting piano kehilangan kesaktiannya yang nyalar meminabobokan aku dengan kedamaian.
Jadilah netraku celik sampai syamsu menyapa.
Akbar : Andainya nanti syamsu menyapa malam, sedangkan aku masih nyenyak dalam buai mimpi, siapakah yang sedia memanggil?
Ah, panjang dan lancang keluhku.
Sejatinya tak layak.
Namun, bayang kegagalan itu tidak kuasa kuhadapi.
Pitaloka : Kau mungkin bukan tak kuasa hadapi bayang kegagalan..
Kau hanya tak bisa meyakini.
Sedikit gamang bukan masalah.
Namun, menjadi pesimis?
Enyahkan saja pemikiran mulia para pengecut itu!
Akbar : Baik, berlaksa terima kasih aku sampaikan.
Sekarang telah paham jua.
Bahwa hidup perlu harapan.
Tiap kegagalan menjadi pembelajaran.
Pitaloka : Bersukacitalah hati saat pemahaman baru mendekap batin.
Hidup tanpa harapan laksana ikan tanpa air.
Kegagalan memanglah pahit, tetapi bukannya perkara nan tak terperikan.
Kehidupan adalah drama yang harus dilakonkan sebaik-baiknya, ujian yang harus dijalani, pun permainan yang mesti dimenangkan.
Oleh sebab itu, opsi terbaik yang harus kita pilih adalah bangkit dan terus berjuang.
Lintas Literasi, 5 Oktober 2021
Rangkaian aksara tidaklah sanggup
BalasHapusMemaknakan ketakjubanku pada prasasti di atas.
Kirana berpendar di sekujur jiwa
Singkirkan gundah gulita yang betah bersemayam.
Andai ada diksi yang mengungguli kebestarian terima kasih,
Akan kusodorkan utuh pada kalian.