Empat Ciri Mental yang Sehat
Tanggal 10 Oktober diperingati dunia sebagai Hari Kesehatan Mental. Hal ini dianggap perlu dilakukan untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa di samping kesehatan fisik.
Lantas, apa sebanarnya yang dimaksud dengan kesehatan mental atau jiwa? Bagaimana kondisi seseorang yang dapat dikategorikan sebagai orang dengan mental yang sehat?
Menurut saya, ada empat hal yang perlu dimiliki seseorang untuk dapat dikatakan memiliki mental atau jiwa yang sehat.
1. Mampu berpikir jernih. Manusia akan selalu berhadapan dengan keruwetan hidup sehari-hari. Tiada hari tanpa masalah, besar ataupun kecil, baik yang baru dimulai, sedang rumit-rumitnya, menjelang tahap penyelesaian, maupun baru saja tuntas. Dalam hal inilah kejernihan pikiran sangat diperlukan untuk menghasilkan keputusan yang tidak terburu-buru ataupun tidak terlambat. Semuanya efektif dan efisien.
2. Mampu mengendalikan emosi. Masalah yang datang silih berganti sangat berpotensi mengganggu kestabilan emosi kita. Terkadang lantaran emosi yang tak terkendali, kita tidak ragu menyalahkan pihak lain, yang mungkin malah tidak ada kaitannya dengan persoalan kita. Kita jadi mudah tersinggung dengan ucapan yang mungkin sebenarnya tidak tertuju pada kita, lalu dengan semena-mena mem-blacklist si pengucap tadi. Ada dua kemungkinan: langsung mengajak mereka bertengkar, atau diam-diam mem-blacklist lalu menjauhi mereka.
3. Mampu berdamai dengan diri sendiri. Sudah bukan rahasia bahwa musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri. Ketika itu dibiarkan berlarut-larut, perang batin akan terus berlangsung dan hidup kita dipastikan tidak memesona. Kita akan cenderung selalu menyalahkan diri sendiri, rendah diri, dan tidak mampu menghargai diri sendiri. Kalau kita saja tidak menghargai diri sendiri, bagaimana mungkin orang lain dapat menghargai diri kita? Ada pepatah yang mengatakan, "Jika kau mampu mengalahkan musuh dari dalam, tak satu pun musuh dari luar yang dapat menaklukkanmu."
4. Tidak senang sengaja merugikan orang lain. Selain berdamai dengan diri sendiri, kita perlu mengelola dengan baik relasi kita dengan orang lain. Memang tidaklah mungkin menyenangkan semua orang. Akan tetapi, setidaknya hindarilah konflik-konflik yang tidak perlu dengan siapa pun. Jika ada ketidaksepahaman, upayakan mencari jalan tengah atau kalau tidak bisa, biarkan saja, beranjaklah. Jika ketidaksepahaman itu tidak menghasilkan konsekuensi negatif, biarkan saja begitu, tidak perlu diperdebatkan terus menerus. Namun, jika ketidaksepahaman itu memang perlu diselesaikan saat itu juga, kembali ke poin 1 dan 2. Yang penting, berekspresilah tanpa melukai. Jika memang ada yang harus terluka, usahakan tidak terlampau "parah".
Berdasarkan empat poin di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi jiwa atau mental yang sehat adalah ketika kita memiliki serangkaian kualitas berikut:
1. Mampu untuk tetap tenang dalam segala situasi sehingga dapat mengambil keputusan yang efektif dan efisien.
2. Bersabar menghadapi berbagai tekanan sehingga tidak seenaknya menyalahkan orang lain.
3. Selalu menghargai diri sendiri dan orang lain dengan bijaksana sehingga tidak terjadi kekacauan yang dapat memicu permusuhan berkesinambungan. Dendam hanya akan menguras energi positif sehingga hidup yang singkat ini malah sia-sia, isinya tidak lebih dari sekadar kebencian, kecurigaan, kekalutan, gulana, dan hal negatif lainnya.
Mari, Kawan-kawan pelintas, jangan sia-siakan hidupmu, berpaculah dalam kebajikan. Kuatkan mental, sehatkan jiwa, nikmati kehidupan.
Penulis: Iin Saputri
Editor: Iin Saputri
Komentar
Posting Komentar