Corat-coret Tanpa Makna Part I

Pengorbanan memang selalu mahal harganya. Kalau tidak mahal, bukan pengorbanan namanya. Ketika memutuskan untuk berkorban, maka segala konsekuensinya akan menampar-nampari hidup kita.

Di antara beribu konsekuensi tersebut, dilema adalah yang terberat. Bukan. Ini bukan dilema antara memilih surga atau dunia. Seandainya pilihannya semudah itu?

Kali ini aku tak seberuntung itu. Pilihannya adalah antara berkorban demi seseorang yang telah mendampingiku seumur hidupku, bahkan sebelum aku dilahirkan (ibu), atau demi seseorang yang telah menyertaiku seumur hidupku, bahkan tentu hingga akhir hayatku (diriku).

Tak pernah aku didera kegamangan sebrutal ini. Tiap kali ingin menyingkirkannya dari pusat sistem kerja otak dan benakku, tampaknya aku sedang bermain squash. Semuanya hanya memantul dan memental.

Ya Tuhan, mengapa aku harus menerima pilihan sulit ini? Tak adakah jalan tengah yang menguntungkan semua pihak?

Aku mau saja menuruti permintaan ibu, tapi aku tak kuasa menanggung risiko berbagai kerumitan yang akan ditimbulkannya. Belum lagi pertanyaan dan pernyataan sesal dari berbagai pihak, yang lazimnya akan membuatku merasa bersalah atau salah mengambil keputusan.

Bisa saja kuabaikan semua itu, toh ini hidupku sendiri. Namun, sejujurnya ada juga secuil ketakutan akan konsekuensi lanjutan dari setiap keputusanku kelak.

Akhirnya keputusan awal yang kuambil adalah menuliskan keresahanku ini. Kalau tidak kutuliskan, khawatir akan membuatku makin tertekan. Aku mulai percaya bahwa menulis adalah salah satu bentuk terapi psikologis yang cukup ampuh untuk melepaskan beban. Orang-orang menyebutnya katarsis. Biarlah air mata, rasa sakit, kebimbangan, dan frustrasi tertumpah di sini. Semoga corat-coret ini akan menjelma lukisan indah di kemudian hari.             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas Menulis Puisi, Ajang Refleksi Imajinasi dan Kreativitas

Content Creator Bangga Berliterasi: Wujudkan Asa dan Peluang Berkarya

Info Kompetisi Narasi Disabilitas Dalam Rangka HDI dan Hari HAM Internasional 2024