Postingan

Kolaborasi Lintas dan Lentera, Belajar Mengadaptasi Kisah Hidup Menjadi Healing Fiction

Gambar
Sabtu, 1 Maret 2025, Komunitas Lintas dan Lentera App berkolaborasi mengadakan workshop , atau dalam bahasa Indonesia disebut lokakarya, bertajuk "Belajar Bareng Lentera: Pelatihan Menulis untuk Pemula". kegiatan ini dilaksanakan via daring dan diperuntukkan bagi kalangan disabilitas netra yang ingin memperdalam ilmu kepenulisan, terkhusus bagaimana menuliskan pengalaman pribadi agar menginspirasi banyak orang, terutama menjadi sarana “penyembuhan” bagi diri sendiri. Seorang penulis sekaligus dosen Universitas Sriwijaya, Rizqi Turama , menjadi pemateri dalam workshop yang berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam ini.     Genre tulisan yang coba diangkat dalam pelatihan ini adalah healing fiction . dalam genre sastra healing fiction , penulis diharapkan mampu mengisahkan pengalaman pribadi mereka secara mendalam sehingga berefek positif pada pembaca yang mungkin sedang berbeban berat atau mengalami luka batin. Genre healing fiction adalah jenis sastra yang fok...

Kolaborasi Lintas dan Talk Active Letakkan Fondasi Komunikasi Publik

Gambar
     Februari 2025 telah berlalu. Banyak kenangan yang pasti akan menjelma catatan sejarah bagi komunitas Lintas. Di anta ranya adalah pelaksanaan Kelas Public Speaking , hasil kolaborasi Komunitas Lintas dan Lembaga Talkactive.id . Talkactive .id merupakan start up yang didirikan pada 2018 dan berfokus pada pelatihan (training), pembinaan (coaching), dan konsultasi (consulting) bagi para profesional dan generasi millenial guna meningkatkan keterampilan komunikasi. Sejak itu, lebih dari 10.000 peserta, puluhan Lembaga pemerintah dan swasta, berskala nasional dan multinasional telah bekerja sama dengan Lembaga ini.   Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi Komunitas Lintas karena telah berhasil berkolaborasi dengan Talkactive.id . Sejatinya, Lintas memang telah sekian lama ingin memfasilitasi anggotanya dengan kemampuan di bidang komunikasi, terkhusus keterampilan public speaking . Apalagi sejak Juli 2024, setelah penyelenggaraan kegiatan gelar wicara bertajuk “ Cont...

Jejak di Ujung Februari

Februari hendak undur diri, Menyisakan jejak gerimis yang tak juga reda Langit mendung masih menyelimuti, Seperti hati yang enggan lupa. Langkah-langkah basah di ujung senja, Meniti rindu yang tak tahu arah Apakah Maret membawa bahagia? Atau hanya bayangmu yang kian menjauh? Aku menunggu di batas waktu, Di antara rintik yang terus jatuh Menyebut namamu dalam sunyi, Meski kau tak lagi di sini. Februari pergi tanpa pamit, meninggalkan dingin yang menggigit Hujan masih jatuh perlahan, seperti sisa luka yang tak kunjung hilang. Kupungut kenangan satu per satu, di trotoar sepi yang pernah kita lewati Jejak kakimu telah mengabur, namun, bayangmu tetap menghuni hati. Maret menjelang dengan harapan, tapi aku masih tertinggal di belakang Memeluk rindu yang kian berat, pada cinta yang tak pernah kembali. penulis: Echy Wardhani

Spesial Buat Musuh dan Budak AI

Pagi ini saya iseng mengajak mengobrol salah satu AI. Ya, tepatnya AI wajib bagi pengguna Windows belakangan ini, sampai-sampai produsen laptop harus merelakan salah satu tombol sebagai tombol khusus untuk mengakses AI tersebut. Berikut percakapan kami.   S:   menurut Anda, apa keunggulan kecerdasan manusia dibandingkan kecerdasan buatan?   AI:   Ada beberapa keunggulan yang dimiliki kecerdasan manusia dibandingkan kecerdasan buatan (AI):   Kreativitas dan Inovasi: Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide inovatif yang belum pernah ada sebelumnya. Kecerdasan buatan, meskipun dapat mengenali pola dan menghasilkan output berdasarkan data yang ada, tetap terbatas dalam menciptakan sesuatu yang benar-benar baru.   Empati dan Emosi: Manusia mampu merasakan dan memahami emosi, baik emosi sendiri maupun emosi orang lain. Ini memungkinkan manusia untuk membangun hubungan yang bermakna, berkomunikasi secara e...

Sefrekuensi+Selaras+Sekomitmen=Ide Brilian

Gambar
     Persiapan untuk meninggalkan hotel pada Selasa pagi itu sudah usai. Saya dan rombongan dari Makassar berencana menuju lokasi kegiatan dengan terlebih dahulu melakukan lapor keluar dari hotel sekitar pukul 11.00 WIB. Sudah disepakati bahwa begitu kegiatan usai sore harinya, kami akan langsung menuju bandara untuk kembali ke Makassar.   Sejak sebelum keberangkatan ke Jakarta, saya sudah membuat janji temu dengan salah seorang relawan komunitas Lintas,  Delvia Idola  atau sering disapa Kak Dola, meski saat itu belum ada waktu yang pasti. Yang jelas, kami berupaya agar tidak ada apa pun yang bisa membatalkan janji temu tersebut.   Saat membuat janji temu tersebut, Kak Dola sudah menginfokan bahwa Senin atau Selasa (23/24 Desember) dia punya waktu luang. Karena saat itu belum ada jadwal pasti tentang kegiatan yang akan rombongan saya ikuti, berarti sayalah yang harus menyesuaikan. Saya Cuma bisa berharap semoga Senin atau Selasa ada kesempatan yang bis...

Materi Preposisi (Bag. V)

Tibalah pada bagian terakhir pembahasan materi preposisi. Pada materi preposisi sebelumnya, telah dijelaskan empat dari delapan preposisi penanda hubungan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pada materi kali ini, akan dijelaskan empat yang tersisa. 5) Penanda Hubungan Pelaku   Preposisi yang berupa penanda hubungan pelaku dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.   Oleh.         Contoh: Seminar itu akan dibuka oleh Menteri Dalam Negeri.       6) Penanda Hubungan Waktu   Preposisi yang berupa penanda hubungan waktu dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.   Pada.         Contoh: Hendro datang pada malam hari.   Hingga.     Contoh: Hingga kemarin masalah itu belum ada pemecahannya.   Sampai.     Contoh: Sampai sekarang saya belum mendapat kabar dari beliau.   Sejak....

Pejuang Penuh Kontroversi dengan Senjata Sastrawi

“kriteria satu-satunya bagi seorang sastrawan adalah hati nuraninya sendiri. Kebebasan harus digugat untuk mengembalikan hak dan harkatnya sebagai manusia yang merdeka.” Demikian ungkapan Mochtar Lubis, sastrawan sekaligus jurnalis dan aktivis terkemuka angkatan 1960-an ketika diwawancarai oleh majalah Horison pada 1989. Prinsip ini pernah dituangkan dalam salah satu cerpennya yang berjudul “Bromocorah”, yang dimuat dalam majalah Horison, No. 7, tahun 1982.   Penulis yang berkali-kali dipenjara, baik oleh pemerintah Orde Lama maupun Orde Baru ini, berjuang dengan caranya sendiri, yang bisa dikatakan cukup menarik sekaligus berbahaya saat itu. Alih-alih mengecam bangsa penjajah, dia lebih berfokus pada menuliskan kebejadan-kebejadan pemimpin bangsa sendiri, yang dianggapnya sebagai sumber keresahan. Dalam buku          ANTOLOGI: BIOGRAFI TIGA PULUH PENGARANG SASTRA INDONESIA MODERN karya         ...